Selasa, 08 Mei 2012

tenaga endogen

TENAGA ENDOGEN
Permukaan bumi senantiasa berubah dan akan terus berubah. Hal itu karena adanya tenaga pengubah relif permukaan bumi. Tenaga itu di sebut tenaga geologi, yaitu tenaga yang mengubah bentuk muka bumi. Tenaga ini dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membangun bentuk relief muka bumi. Tenaga ini meliputi tektonisme, vulkanisme dan seisme.
  1. Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang mengakibatkan terjadinya pergeseran dan perubahan letak lapisan batuan secara horizontal (orogenesis) dan secara vertical (epirogenesis)
  1. Gerak orogenesis adalah pergeseran lapisaan kulit bumi secara cepat meliputi darah yang sempit.peristiwa ini menimbulkan lipatan dan patahan.
-         Lipatan terjadi jika terdapat tekanan horizontal maupun vertical pada kulit bumi yang bersifat liat (plastis), sehingga kulit bumi mengalami pengerutan. Hal ini dapat kita bandingkan seperti taplak meja yan ditekan secara horizontal pada satu sisi, sehingga terjadi pengerutan atau pelipatan.
Punggung lipatannya disebut antiklinal, sedangkan lembah lipatannya disebut sinklinal. Puncak dan lembah lipatan inilah yang membentuk rangkaiann pegunungan.
Lipatan yang terjadi dapat berupa lipatan tegak (symmetrical folds), miring (asymmetrical fold), menutup (recumbent folds) rebah (overturned folds) dan sesar sungkup (overthrust) dan isoklinal
-         Patahan, terjadi akibat tenaga endogen yang relative cepat, baik secara vertical maupun horizontal terhadapstruktur batuan keras sehingga antara struktur lapisan yang satu dan yang lainnya jadi terpisah dan patah.
Jenis patahan
  • Tanah naik (horst), dataran yang terletak lebih tinggi dari aerah sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya payah.
  • Tanah turun (graben/slenk), yaitu kenampakan dataran yang letaknya rendah dari daerah di sekelilingnya, akibat dataran
  • Destral adalah patahan yang bergeser ke kanan dari titik peneliti
  • Sinitral adalah patahan yang bergeser ke kiri dari titik peneliti
  • Block mountain adalah patahan yang terjadi akibat tenaga endogen yang menghasilkan bentuk retakan, ada yang naik, ada yang turun dan ada yang bergerak miring sehingga terjadi suatu bentuk yang kompleks
  1. Gerak epirogenesis adalah pergeseran lapisan kulit bumi yang relative lambat meluputi daerah yang luas. Gerak epirogeentik sering pula disebut tenaga pembentuk benua.
Ada dua gerak epirogenesis yaitu :
-         epirogenesis positif : gerak turunnya daratan sehingga terlihat permukaan air laut naik
-         epirogenesis negative : gerak naiknya daratan sehingga terlihat perrmukaan air laut turun
  1. Vulkanisme adalah proses ekstruksi (keluarnya)magma ke permukaan bumi
Proses keluarnya magma ke permukaan bumi di sebut ERUPSI. Di bedakan menjadi dua yaitu intrusi dan ekstrusi :
  1. Intrusi magma : penerobosan magma yang tidak sampai ke permukaan bumi, peristiwa intrusi magma disebut juga PLUTONISME. Walau tidak sampai ke permukaan bumi, penerobosan magma ini menghasilkan batuan beku di dalam lapisan kulit bumi yang disebut INTRUSIVE. Bentuk intrusi magma misalnya :
  • Batolit adalah magma yang membeku di dalam dapur magma
  • Lakolitn  adalah batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan membeku di antara dua lapisan batuan. Lakolit berbentuk seperti lensa cembung
  • Keeping intrusi atau sill adalah batuan beku yang terbentuk di antara dua lapisan batuan dengan bentuk pipih danmelebar.
  • Gang atau korok adalah batuan beku yang berbentuk pipih atau lebar yang merupakan hasil intrusi magma yang memotong lapisan batuan dengan arah tegak atau miring
  1. Ekstrusi magma : gerakan magma yang dapat mencapai permukaan bumi melalui terusan kepundan maupun celah – celah retakan.
Erupsi berdasarkan bentuk lubang keluarnya magma dibedakan menjadi 3 yaitu :
-         Erupsi linier yaitu magma keluar ke permukaan bumi melalui retakan memanjang sehingga terbentuk deretan gunung api.
-         Erupsi areal, yaitu erupsi yang terjadi karena magma terletak sengat dekat dengan permukaan bumi, sehingga ketika permukaan bumi terbakar, magma meleleh keluar ke permukaan bumi.
-         Erupsi sentral, yatu erupsi yang terjadi karena magma keluar melalui lubang dan membentuk gunung – gunung yang letaknya terpisah.
Erupsi sentral dibedakan menjadi 3 macam :
  • erupsi effusif adalah peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi yang tidak disertai dengan terjadinya ledakan karena tekanan gasnya kurang kuat. (menghasilkan gunung api tameng/perisai)
  • Erupsi aksplosif adalah peristiwa keluarnya magma ke permukaan bumi dengan disertai ledakan sebagai akibat dari tekanan gas yang kuat. (menghasilkan gunung api corong / maar)
  • Erupsi campuran adalah erupsi selang seling antara effisif dan eksplosif. (menghasilkan gunung api kerucut / strato)
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi sentral, yaitu:
  1. Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
  2. Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
  3. Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lai
Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunungapi. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :
  1. Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi panas)
  2. Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.
  3. Meningkatnya bau belerang yang menyengat
  4. Terdengar suaa gemuruh dari dalam gunung api
  5. Sering terjadi gempa kecil
  6. Keluarnya bahan gas yang semakin hebat
  7. Sumber air di sekitar gunung api banyak yang mengering
Pascavulkanik (postvulcanic).Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas atau sedang dalam fase istirahat. Gejalanya antara lain :
  1. Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di Banten (Jawa Tangah) dan di Ciatar (Jawa Barat)
  2. Ditmuaknya gas gunungapi berupa :
-         Uap air (fumarola)
-         Gas belerang (sulfatar)
-         Gas karbondioksida (mofet)
  1. Adanya semburan air panas (geyser) yang keluar darirekahan batuan seperti di Cisolok Sukabumi (Jawa Barat)
MANFAAT APA YANG BISA KITA AMBIL DENGAN ADANYA GUNUNG BERAPI !  DAN ADAKAH KERUGIANNYA?
  1. Gempa bumi adalah getaran yang dirasakan di permukaan bumi akibat pergeseran lapisan batuan dalam bumi (tektonik)
Berdasarkan  factor penyebabnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 macam
  1. Gempa tektonik : gempa bumi yang terjadi akibat pergeseran kerak bumi karena peristiwa tektonisme.
  2. Gempa vulkanik : gempa bumi yang terjadi karena aktivitas vulkanisme sebelum, sedang dan sesudah letusan.
  3. Gempa terban : gempa yang disebabkan oleh adanya runtuhan / longsor.
Berdasarkan hiposentrum gempa atau jarak pusat gempa
  1. Gempa dalam, jika hiposentrum terletak 300 – 700 km di bawah permukaan bumi
  2. gempa intermedier, jika hiposentrum terletak antara 100 – 300 km di bawah permukaan bumi
  3. gempa dangkal, jika hiposentrum terletak kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi
Berdasarkan letak episentrumnya
  1. gempa daratan, yaitu gempa yang episentrumnya terletak di darat
  2. gempa laut, yaitu gempa yang episentrumnya terletak di dasar laut
Berdasarkan bentuk episentrum gempa
  1. Gempa linier (episentrum berbentuk garis)
  2. Gempa sentral (episentrum berbentuk titik)
Berdasarkan jarak episentral gempa
  1. Gempa setempat, jika jarak tempat gempa terasa sampai ke episenralnya kurang darin10.000 km
  2. Gempa jauh, jikaepisentral dan tempat gempa terasa berjarak sekitar 10.000 km
  3. Gempa sangat jauh, jika jarak episentral dan tempat gempa terasa lebih dari 10.000 km
Untuk menghitung jarak episentral digunakan rumus laska
∆ = [(S – P) – 1m] x 1 megameter
Keterangan
∆ = delta    = jarak episentral, artinya jarak tempat pengamat dari episentrum
S – P          = selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang sekunder
(dalam menit)
1m = satu menit
1 megamter adalah 1000 km
Mengukur kekuatan gempa
Besar kecilnya kekuatan gempa diukur dengan menggunakan beberapa skala antara lain skala omori, mercalli dan richter. Pada saat ini skala yang banyak digunakan untuk mengukur besaran kekuatan gempa adalah skala Richter.
SKALA KEKUATAN GEMPA
Magnitudo
Klasifikasi secara umum
> 8 
> 7 – 8
> 6 – 7
> 5 – 6
> 4 – 5
> 3 – 4
> 0 – 3
Bencana Nasional 
Gempa besar
Gempa destruktif
Gempa merusak
Gempa keras
Gempa kecil
Guncangan kecil
Istilah dalam gempa bumi
-         Seismologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi
-         Seismograf, yaitu alat pencatat getaran gempa
-         Seismogram, yaitu gambaran getaran yang di catat oleh seismograf dalam bentuk garis patah – patah yang menunjukkan tingkat kekuatan gempa
-         Hiposentrum, yaitu pusat gempa yang terletak didalam bumi
-         Episentrum, yaitu pusat gempa di permukaan bumi atau dasar laut yang letaknya tegak lurus dengan hiposentrum
-         Pleistoseista, yaitu garis batas daerah yang mengalami kerusakan terberat yang terletak di sekitar episentrum
-         Isoseista, yaitu garis – garis pada peta yang menghubungkan tempat – tempat di permukaan bumi yang mempunyai kerusakan fisik yang sama akibat gempa
-         Homoseista, yaitu garis – garis pada peta yang menghubungkan tempat – tempat di permukaan bumii yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama
Proses Eksogen
Proses eksogen merupakan tenaga dari luar.

Pelapukan
Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
  • Sinar matahari
  • Air 
  • Gletser 
  • Reaksi kimiawi 
  • Kegiatan makhluk hidup (organisme)
Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :
  • Pelapukan Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu.


  • Pelapukan Kimiawi
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.
  • Pelapukan Organik
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).

Erosi
Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial).

Tahapan dalam Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebagai berikut.
  • Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
  • Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :                             
1. warna air yang mengalir berwarna coklat                                                                                                                                                                                        2. warna air yang terkikis menjadi lebih pucat                                                                                                                                                                                    3. kesuburan tanah berkurang
  • Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air
  • 'Erosi 'parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :
  • tebing sungai semakin dalam
  • lembah semakin curam 
  • pembentukan gua 
  • memperbesar badan sungai
Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang  terbentuk antara lain : 
  • Batu jamur
  • Ngarai
Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :
  • Dinding pantai yang curam
  • relung ( lekukan pada dinding tebing) 
  • gua pantai 
  • batu layar
MASSWASTING
Bentuk – bentuknya :
•         Tanah longsor (land slide)
•         Tanah amblas / ambruk (subsidence)
•         Tanah nendat (slumping)
•         Tanah mengalir (earth flow)
•         Lumpur mengalir (mud flow)
•         Rayapan tanah (soil creep)
SEDIMENTASI                   
*      Sedimentasi Fluvial
*      Sedimentasi aeolis

*      Sedimentasi marineGaya Endogen dan Eksogen Sangat Berjasa Bagi Kehidupan Manusia

Oleh morishige
Semua pasti tahu bahwa Bumi ini tidak statis, tetapi dinamis. Hal itu ditandai dengan -salah satunya- banyaknya siklus di permukaan dan di bawah permukaan Bumi. Diantara siklus-siklus itu antara lain adalah siklus Batuan (Rock Cycle) dan daur Hidrologi (siklus air).
Pertanda lain bahwa bumi itu dinamis adalah adanya pergerakan lempeng bumi relatif terhadap lempeng lainnya. Kita telah mengetahui bahwa kerak Bumi (crust) ini terdiri dari retakan-retakan. Retakan-retakan ini disebut lempeng. Hal ini diungkapkan oleh seorang geologist yang bernama Alfred Wegener dalam teorinya yang bernama Continental Drift Theory (Teori Pengapungan Benua).
Setelah mengetahui fakta bahwa Bumi ini dinamis, maka kita bisa menyimpulkan bahwa pasti ada banyak gaya yang terdapat di Bumi. Menurut letaknya, ada dua gaya yang bekerja di Bumi ini : Gaya Endogen dan Gaya Eksogen.
Gaya Endogen adalah gaya yang bekerja di dalam Bumi. Gaya Endogen (kompresi dan tensional) dapat menyebabkan berubahnya struktur geologi bawah permukaan. Lapisan yang semulanya relatif sejajar dengan tanah, bisa saja menjadi melengkung dan menjadi lipatan (fold) akibat gaya kompresi.
Gaya Eksogen adalah gaya yang bekerja di permukaan Bumi. Gaya ini dapat berupa pengikisan-pengikisan oleh air, angin, dan lain-lain.
Untuk lebih memahami Gaya Endogen dan Eksogen, mari kita lihat gambar di bawah ini :
Description: _1.gif
Description: _2.gif
Description: _3.gif
Terlihat bahwa pada awalnya sebelum gaya Endogen bekerja, lapisan itu tampak normal. Namun setelah gaya Endogen bekerja lapisan itu mengalami lipatan dan terbentuklah struktur antiklin dan sinklin. Lapisan yang telah mengalami gaya Endogen ini disebut Morfologi awal.
Lalu setelah lapisan itu terlipat, gaya Eksogen mulai bekerja. Terjadilah pengikisan tanah oleh air (bisa saja disebabkan oleh banjir) sehingga tersibaklah stratigrafinya (morfologi akhir).
Lalu makna apa yang bisa kita simpulkan dari adanya gaya Endogen dan gaya Eksogen ini?
Manusia sangat perlu berterima kasih kepada Tuhan YME karena telah mengadakan kedua gaya di atas. Kesejahteraan manusia sangat bergatung kepada gaya dalam dan luar itu. Kita semua tahu bahwa akumulasi minyak dan gas Bumi biasanya ada pada struktur lipatan antiklin. Oleh karena minyak dan gas bumi itu terkumpul di situ, manusia bisa mengebornya. Bayangkan jika lapisan bumi itu lurus dan sejajar saja. Jasad renik yang telah membusuk dan mengalami proses fisika kimia yang panjang itu pasti tidak bisa kita manfaatkan. Kandungan minyak pasti menyebar. Mustahil mengebornya satu-satu.
Gaya Endogen yang menyebabkan terjadinya lipatan itu juga sangat berjasa bagi pariwisata negara kita khususnya. Daerah pegunungan biasanya dijadikan tempat wisata. Dan itu memberikan manfaat yang besar bagi negara dan masyarakat sekitar.
Begitu juga dengan gaya Eksogen. Setelah stratigrafi suatu daerah tersibak, terlihatlah sumber daya alam, seperti emas dan batubara, yang selama ini terpendam di bawah permukaan.
Jadi jelaslah bahwa gaya Endogen dan Eksogen sangat berjasa bagi kehidupan manusia.










Geomorfologi adalah merupakan salah satu bagian dari geografi yang mempelajari tentang bentuk muka bumi,  meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan (landform).
Klasifikasi Bentuk lahan antara lain adalah Pegunungan, Perbukitan, Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi.
Pengamatan dan identifikasi bentuk lahan seperti dilakukan langsung di lapangan dengan melakukan field trip atau dapat juga dilakukan dengan interprestasi foto udara atau dengan Analisis Citra Satelit (ACS). Pengindraan jauh sebagai alat bantu untuk memantau atau mengamati objek muka biumi tanpa ada sentuhan secara langsung, anatara lain berupa foto udara atau citra satelit.
Bentang lahan akan mudah diidentifikasi dengan pandangan jarak jauh atau kalau menggunakan foto udara atau citra satelit menggunakan skala gambar kecil. Sebaliknya untuk bentang lahan mudah diamati dari jarak dekat atau dengan foto udara atau citra satelit dengan skala lebih besar.
Dengan pengamatan dan analisis bentuk lahan dari foto udara akan diperoleh informasi biofisik lainnya baik yang bersifat sebagai parameter tetap (landform, rock, soil, slope) maupun parameter berubah (erosion, terrace, land use).
Dengan melakukan fieldtrip akan semakin dikenal betul macam bentuk lahan dilapangan, sehingga mudah untuk mengingatnya kembali jika pernah melihat secara langsung dan sebagai bekal memori pada saat melakukan interpretasi foto udara (IFU).
Bentuk lahan walupun mudah diamati dengan foto udara tapi perlu dilakukan pendekatan dengan melakukan mendatangi langsung ke lapangan dalam bentuk kunjungan lapangan (field trip). Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih memastikan unsur pembentuk landform tersiri dari komposisi atau susunan batuan apa saja. Disamping itu dengan survai lapangna akan diperoleh beberapa kunci interpretasi fotro udara (IFU) dari hasil kunjungan lapangan pada berbagai bentuk lahan yang berbeda. Sehingga dengan kunci IFU akan diperoleh analaisis bentuk lahan yang lebih lengkap yang merupakan satu komponen penyusun bentang lahan.
Bentuk muka bumi yang kompleks telah menjadi suatu pokok bahasan tersendiri khususnya dalam usaha pemanfaatannya. Dalam hal ini setiap bentukan lahan mempunyai kapasitas berbeda dalam mendukung suatu usaha pemanfaatan yang tentunya mengarah untuk tepat guna. Sehingga dengan tujuan sama yaitu bermaksud menyederhanakan bentuk lahan permukaan bumi yang kompleks ini, maka pemahaman mengenai ilmu geomorfologi yang mempelajari bentukan-bentukan lahan menjadi sangat penting.
Penyederhanaan muka bumi yang kompleks ini membentuk suatu unit-unit yang mempunyai kesamaan dalam sifat dan perwatakannya. Kesatuan sifat ini meliputi kesamaan struktur geologis atau geomorfologis sebagai asal pembentukannya, proses geomorfologis sebagai pemberi informasi bagaimana lahan terbentuk, dan kesan topografis yang akan memberikan informasi tentang konfigurasi permukaan lahan. Dengan adanya informasi tersebut perencanaan penggunaan lahan secara tepat akan dapat lebih terwujud.









TENAGA EKSOGEN

       Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga ini bersifat merusak.Tenaga eksogen dibedakan menjadi 4 antara lain :

1.Pelapukan
    Pelapukan adalah proses pegrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen. Pelapukan di setiap daerah berbeda beda tergantung unsur unsur dari daerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis pelapukannya hanya beberapa meter saja.



Description: http://www.mayong.staff.ugm.ac.id/babdua/1longsorbanjanegara.jpg
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
- pelapukan fisik atau mekanik
- pelapukan organis
- pelapukan kimiawi

Penjelasan ketiga jenis tersebut adalah:
a.
Pelapukan fisik dan mekanik.
Pada proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun ukuranya.
Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya berlangsung secara mekanik.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1.
Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.


2.
Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan pembekuan hebat.
3.
Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.
 
b.
Pelapukan organik
Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.
Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.
c.
Pelapukan kimiawi
Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.
Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.


Gejala atau bentuk - bentuk alam yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a.
Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan seribu.

Description: http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:2Pj4d3q7u7zgiM::upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/3e/Tatry_2005_Ciezka_Dolina1.jpg&t=1&h=194&w=259&usg=__xvxqG96dYq5Wb6CzixjRwYUMNBw=
b.
Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.

Description: http://karstaceh.com/wp-content/uploads/2008/05/ietamong6.jpg
c.
Stalaktit adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua. Terbentuk tetesan air kapur dari atas gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.

Description: http://img32.imageshack.us/img32/2632/stalagtit.jpg


2. Pengikisan
     Definisi pengikisan  atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan Bumi". Ditinjau dari pelaku yang mengikis batuan, pengikisan dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Pengikisan oleh air (yang mengalir). Pengikisan jenis ini berikutnya lebih tepat disebut erosi (erosion). Pengikisan oleh air yang mengalir ini juga sering disebut ablasi
2. Pengikisan oleh gelombang laut. Pengikisan yang pelakunya berupa gelombang laut disebut abrasi.
3. Pengikisan oleh angin. Pengikisan yan dilakukan oleh angin disebut deflasi (deflasion).
4. Pengikisan oleh gletsyer. Pengikisan yang pelakuknya adalah gletsyer disebut eksarasi.





3. Pengendapan
   Sebelum menjadi batuan sedimen, awalnya terjadi proses pengendapan yang kemudian akan mengalami suatu proses litifikasi membentuk batuan beku. Berikut beberapa cara pengendapannya :

1. Pengendapan secara mekanik
   Batuan sedimen hasil dari pembentukan secara mekanik dapat dibagi berdasarkan ukuran butir. Batuan ini terbentuk oleh batuan yang telah ada terlebih dahulu yang mengalami pelapukan, hancur lalu dibawa oleh air, angin, atau ombak dan diendapkan di tempat lain yang lebih rendah. Setelah itu mengalami proses diagenesis menjadi batuan yang kompak. Pengendapan dapat terjadi di mana-mana, baik di daratan (tepi rawa, danau), pantai, dan di bawah permukaan laut.

2. Pengendapan secara kimiawi
   Pembentukan endapan ini karena proses penguapan pada larutan, sehingga menjadi jenuh dan yang tertinggal hanya kandungan garam. Biasanya endapan ini tersusun dari kristal-kristal garam, misalnya garam dapur, gips, dan sebagainya. Tidak ditemukan fosil (bekas hewan atau tumbuhan) karena terbentuk pada air yang mempunyai konsentrasi tinggi sehingga tidak ada kehidupan.

3. Pengendapan secara biologis (organik)
    Batuan sedimen yang terbentuk oleh adanya organisme, baik berupa binatang ataupun tumbuhan.

Description: https://onlywire.com/images/onlywire_logo_small.pngBookmark & Share Description: https://onlywire.com/images/onlywire_logo_small.pngBookmark & Share


Description: http://copetfisika05.files.wordpress.com/2009/10/parallel.jpg

4. Masswasting
     Secara garis besar Gerak Masa Batuan (Mass Movement) dapat diartikan sebagai perpindahan material batuan di permukaan bumi akibat gaya grafitasi yang dimiliki bumi. Perpindahan ini dapat terjadi dalam waktu yang singkat maupun waktu yang lama. Satu ciri yang dapat digunakan sebagai acuan bahwa bentuklahan yang ada akibat adanya pergerakan masa batuan adalah tidak adanya sortasi/pemilahan material. Seluruh material baik kasar maupun halus akan tercampur aduk menjadi satu. Perpindahan Masa Batuan ini sendii dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, antara lain :

a. Tipe Creep (Rayapan)
  Rayapan merupakan gerak masa batuan yang sangat lambat, sehingga proses rayapannya hampir tak dapat diamati. Perpindahan Masa Batuan bertipe Creep ini hanya bisa diketahui dengan gejala-gejala seperti menjadi miringnya tiang listrik atau dengan melihat ketidakteraturan permukaan tanah. Jika dilihat dari kecepatannya maka tipe Creep ini memiliki kecepatan antara 1 mm hingga 10 m pertahun.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYsVRF5oIhmuVfmLbbk6h7D5hIKky95oKkmXzpcc7Np3Z_DdSoaf_ALGRzHzJkw4o8zDkreKBfpvsrwFOfqR2734d3bbX2zDx-2vM0s4hACMaghAU2cPda0n5zGtcD2tlBc3JbYlluTEbN/s320/images.jpg
b. Tipe Luncuran (Slides)
   Tipe Luncuran ini lebih sering dikenal orang awam dengan bencana tanah lonsor. Gerakan masa batuan seperi inilah yang sering menimbulkan korban jiwa. Secara umum luncuran batuan dapat diartikan sebagai pepindahan material permukaan bumi menuruni lereng dengan cepat. Berdasar bidang luncurannya maka tipe pepindahan masa batuan ini dapat dibedakan menjadi transisional dan rotasional. Untuk luncuran yang memiliki bidang luncur lurus disebut dengan transitional slide, sedangkan luncuran yang memiliki bidang luncur melengkung disebut sebagai rotational slide contoh: Slump.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfPZyQ95yvcPlhfdnuGsCWG_4TyAXUscoibsV3xlygboEe5ae6kyKMZV6-Ak3FKjvO__v5xc_XYyb_aNoAiilMYdrBu7u7LPPtERrDrKat4AA_hF8Y4NPzPOvqWMa_V_vVTyxJSweNYsrk/s320/ueol_02_img0071.jpgc. Tipe Aliran
   Gerak Masa Batuan tipe aliran ini dicirikan dengan adanya bidang geser (shear plan). Tipe aliran ini dapat dibedakan dengan rayapan dari batas yang tegar dan material yang terpindahkan. Menurut Vames (1978) alirm masa batuan dapat dibedakan menjadi aliran kering, suliflaction, aliran tanah, aliran debris, dan debris avelanche. Dari kesemua tipe tersebut tipe suliflaction adalah gerak masa batuan tipe aliran yang paling lambat bergerak. Hal ini terjadi karena lapisan tanah memiliki kejenuhan yang tinggi terhadap air. Tipe suliflaction dapat berlangsung pada medan dengan kemiringan hanya 1° dan dapat pula terjadi pada lingkungan periglasial.

d. Tipe Heave
    Gerak masa batuan bertipe Heave ini terjadi karena adanya proses kembang kerut tanah. Tanah yang banyak mengandung lempung smectile biasa mengalami kembang kerut. Ketika tanah ini mengembang maka volume akan bertambah kearah tegak lurus bidang lereng. Oleh sebab itu akan terjadi desakan kearah lereng bawah. Tipe heave sendiri masih dapt dibagi menjadi rayapan tanah dan rayapan talus. Tipe heave ini dikendalikan oleh kuanitas kandungan tanah terhadp lempung jenis smectile atau illit dan relief mikro akibat adanya proses kembang kempis.

e. Tipe Jatuhan
   Gerak masa batuan bertipe jatuhan ini dicirikan oleh pegerakan melalui udara. Pada umumnya fragmen batuanlah yang seolah terbang. Didalm kenyataannya sangat sulit menemui tip pergerakn masa batuan seperti ini. Suatupengecualian pada tebing sungai yang runtuh dan sering diistilahkan dengan bank calving.

f. Tipe Runtuhan (Subsidence)
   ciri utama dri pergerakan masa batuan ini adalah tak kuatnya lagi penopang batuan yang ada. Ketika penopang sudah tak kuat atau bahkan sudah hilang maka masa batuan diatasnya akan jatuh secara cepat yang disebut dengan runtuh.










Hasil pengerjaan dan proses utama pada lapisan utama kerak bumi akan meninggalkan kenampakan bentuk lahan tertentu disetiap roman muka bumi ini . Kedua proses ini adalah proses endogen (berasal dari dalam) dan proses eksogen (berasal dari luar). Perbedaan intensitas , kecepatan jenis dan lamanya salah satu atau kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah menyebabkan kenmapakan bentuk lahan disuatu daerah dengan daerah lain umumnya berbeda.

Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya ), bentuk lahan dapat dibedakan menjadi :
• Bentuk asal struktural
• Bentuk asal vulkanik
• Bentuk asal fluvial
• Bnetuk asal marine
• Bnetuk asal pelarutan karst
• Bnetuk asal Aeolen / Glasial
• Bentuk asal denudasional

BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya (tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan structural horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural masih dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan dari penyebaran reliefnya.

BENTUK LAHAN ASAL VULKANIK
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian, seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya. Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.

BENTUK LAHAN ASAL FLUVIAL
Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial.
Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief yang rata atau datar. Material penyusun satuan betuk lahan fluvial berupa hasil rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya, berukuran halus sampai kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial. Karena umumnya reliefnya datar dan litologi alluvial, maka kenampakan suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada genesis yang berkaitan dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan penimbunan.

BENTUK LAHAN ASAL MARINE
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja.
Sejauh mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.

BENTUK LAHAN ASAL PELARUTAN (KARST)
Bentuk lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah larut. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu pada Batugamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusu oleh batugamping.

BENTUK LAHAN ASAL GLASIAL
Bentukan ini tidak berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini, kecuali sedikit di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal glacial dihasilkan oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.

BENTUK LAHAN ASAL AEOLEAN (ANGIN)
Gerakan udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan, pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS).
Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:
• Tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah banyak
• Adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut.
• Gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.

BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL
Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief.






Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan/atau biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.
Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu bekerja bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih dominan dibandingkan dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan jenis lain tidakpenting. Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologis. Pelapukan merupakan proses proses alami yang menghancurkan batuan menjadi tanah. Jenis pelapukan:
  • Pelapukan biologi: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh: tumbuhnya lumut
  • Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim .contoh : perubahan cuaca
  • Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat - zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia
Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. peristiwa itu sering disebut dengan pelapukan fisika. batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan hancur. peristiwa tersebut sering disebut pelapukan biologi.Dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan.
Tenaga yang berperan dalam proses pelapukan bemacam-macam:


Pengertian Pelapukan
Pelapukan
adalah proses pegrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen. Atau dapat juga diartikan, pelapukan merupakan proses-proses alami yang menghancurkan batuan.

Jenis Pelapukan
Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:



- Pelapukan Biologi atau Organik
merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup.

Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang, tumbuhan dan manusia.
1. Binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.

2. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi.
* Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya.
* Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam makanan dapat merusak batuan.
3. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.

- Pelapukan Fisika atau Mekanik merupakan pelapukan yang disebabkan oleh proses fisika .
Pada proses ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun ukurannya.
 
Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya berlangsung secara mekanik.

Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.

Pelapukan ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau beriklim gurun. Pada siang hari bersuhu panas maka batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut, hal ini dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.

2. Adapun pembekuan air di dalam batuan.
Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang.
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang dan menyebabkan tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau pecah.

3. Berubahnya air garam menjadi kristal.

Pelapukan ini terjadi di daerah pantai. Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal, kristal garam ini yang merusak batuan.

- Pelapukan Kimiawi merupakan pelapukan yang menghancurkan masa batuan yang disertai perubahan struktur kimiawinya.

* Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst).

* Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.
 

* Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi, hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.

PELAPUKAN BATUAN

PELAPUKAN
Dalam perjalanan sejarahnya, bentuk permukaan bumi terus mengalami perubahan. Pada dasrnya perubahan tersebut dipengaruhi oleh 2 kekuatan yaitu gaya eksogen/bersifat merusak dan gaya endogen/bersifat membangun. Gaya eksogen mempunyai aktifitas meratakan permukaan bumi. Sebagai contoh gaya eksogen yaitu terjadinya pelapukan. Pelapukan merupakan proses perusakan dan penghancuran batuan penyusun kerak bumi.
Macam-macam pelapukan:
1. Pelapukan fisik/mekanik
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheORGA8wKJues17S8aOZp-14hSq-xKy5SidI4IgA045NTaXu_qsLSrwHKGX62QRx9X_SJN3K9DJozy1KR-q8her4z3pc-MVgzGZuX2B8pwj-cNfXwp7bCRuZXfsnUCtQ9pvpk_cb52B-_P/s320/pelapukan.jpgPelapukan ini disebut sebagai proses disintegras batuan. Pelapukan ini hanya terjadi perubahan bentuk, tanpa terjadi perubahan susunan kimiawinya. Pelapukan ini terjdi karena adanya perubahan temperatur, pemanasan langsung dari matahari, perubaghan air menjadi es, bekunua air tanah dala pori-pori tanah, dan mengkristalnya air garam.

Batuan akan memuai jika kena panas dan menyusut jika kena dingin. Perbedaan temperatur antara malam hari dan siang hari akan menyebabkan rapuhnya ikatan antar mineral butiran penyusun batuan.
Batuan yang tersusun dari mineral yang berwarna warni akan lebih cepat lapuk dibanding batuan yang tersusun atas mineral tunggal. Mineral yang berwarna gelap akan lebih cepat panas dibanding warna lain. Sehingga pada mineral yang gelap akan terjadi pengembangan volume ang lebih cepat dibandingkan mineral lain. Akibat perbedaan pemuaian, bidang batas antara mineral penyusun batuan akan retak dan jika hal tersebut terjadi terus menerus maka akan pecah.
2. Pelapukan kimiawi
Pelapukan ini disebut sebagai proses dekomposisi batuan. Pelapukan ini tidak hanya terjadi perubahan bentuk, tetapi juga terjadi perubahan susunan kimiawinya.
Pada daerah kapur, air hujan yang jatuh disamping membentuk aliran permukaan sebagian lagi juga meresap memasuki celah-celah yang terdapat pada batuan kapur. Batuan kapur mudah terlarut oleh air yang mengandung CO . Pelarutan yang berlangsung secara terus menerus akan terbentuk jaringan rekahan sehingga akan terbentuk aliran bawah tanah. Air hujan lenyap di dalam ponor-ponor yaitu lubang di permukaan batuan kapur yang di dalamnya air hujan dapat mengalir. Selian itu juga dapat terbentuk dolina (akibat aktivitas pelarutan, sehingga di daerah kapur terdapat lekukan pada batuan. Perembesan air hujan yang melarutkan dinding diaklas tegak yang semakin lama bertambah lebar). Pada langit-langit kapur biasanya terdapat rembesan air yang mengandung larutan kapur melalui retakan halus dan kemudian menetes dan jatuh ke dasar gua. Karena air menguap, maka yang tertinggal adalah kristal-kristal kalsit yang menggantung pada langit-langit gua. Fenomena ini Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE3T_Cf8Aj4C4JPeMlU69dZBRzNtoCPuiV8Ta4X0nNJZO97-LU3XNlzr05KelC4Zz5VGttUJ9I5lZN-yRxhyEceZdfrtOmIQSEXsTd_Tx7SiTEBnomfF-lULAQjyYS9qg3uyZpiBF3fEHx/s320/stalgtt.jpgdisebut stalaktit. Pada stalaktit terdapat pipa di dalamnya. Air yang jatuh pada dasar gua akan menguap juga, akibatnya terbentuklah kristal-kristal kalsit dengan bentuk seperti tongkat yang mencuat dari dasar gua dan disebut dengan stalakmit. Stalaktit dan stalakmit yang terus tumbuh akan membentuk tiang-tiang dalam gua kapur.

3. Pelapukan organik
Kehadiran mikroorganisme dapat mengakibatkan raksi kimia berlangsung secara intensif. Cendawan dan lumut yang tumbuh di permukaan batuan akan menyerap bahan-bahan makanan dari batuan tersebut dan menghancurkannya sedikit demi sedikit.
Akar tanaman yang masuk ke dalam batuan di bawah lapisan tanah dapat menyebabkan terjadinya retakan. Binatang kecil seperti tikus, semut, cacing dan rayap akan membuat lubang pada batuan sebagai tempat tinggalnya. Akibatnya batuan yang semula kompak dan keras dapat hancur.

Pelapukan Membola (Spheroidal Weathering)

Pelapukan membola adalah pelapukan pada batuan yang berbentuk bulat seperti permukaan bola, sehingga disebut Spheroidal Weathering. Pelapukan ini disebabkan oleh aktivitas kimiawi dari air hujan.
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya pelapukan membola adalah:
·         Terdapat kekar gerus (kekar berpasangan) yang intensif. Banyaknya kekar gerus menyebabkan air mudah masuk. Namun, karena rekahan pada kekar gerus hanya terdapat pada permukaan, maka air masuk perlahan kedalam batuan dan hanya melapukkan bagian pinggir batuan sehingga membentuk pelapukan membola.
·         Banyaknya kandungan feldspar dalam batuan beku. Hal ini menyebabkan batuan menjadi lebih mudah lapuk karena mineral feldspar (plagioklas) adalah mineral yang tidak resisten terhadap pelapukan.
·         Curah hujan yang banyak pada daerah tersebut sehingga pelapukan berjalan intensif.
Ini adalah contoh pelapukan membola pDescription: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRW7zULN4fEAFd7yRw34SY7Om5ejg4FHUpmVfXqhFuMiXOcWVjuevzAQLdhtxtySKgsvuuRQCX5DqafviubQ8YwTIVufZ10Tt-2-QhhhWGtzW-Rbq_rQEXORE5XByA2Nq31OsAnMxuYW4/s400/d.jpgada batuan beku diabas yang terdapat di Desa Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.







Menurut Arsyad (2006), berdasarkan bentuk erosi dapat dibedakan sebagai berikut:
  1. Erosi lembar (sheet erosion) adalah pengakutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan tanah. Kekuatan butiran-butiran hujan dan aliran permukaan yang merata diatas permukaan tanah merupakan penyebab erosi ini. Karena kehilangan lapisan dipermukaan tanah seragam tebalnya,  maka bentuk erosi ini tidak segera nampak.
  2. Erosi alur (rill erosion) adalah erosi yang terjadi karena air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat tempat tertentu dipermukaan tanah, sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat aliran permukaan terkonsentrasi. Biasanya alur erosi yang terjadi masih dangkal dan dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah.
  3. Erosi parit (gully erosion), proses terjadinya mirip dengan erosi alur, namun saluran yang terbentuk sudah sedemikian dalamnya sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. Erosi parit dapat berbentuk V atau U, tergantung pada kepekaan erosi substratanya.
  4. Erosi tebing sungai (river bank erosion) terjadi sebagai akibat pengikisan tebing sungai oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai.
  5. Longsor (lendslide) adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutannya atau pemindahan atau pergerakan tanah terjadi pada saat bersamaan dalam volume yang besar. Berbeda dari bentuk erosi lainnya, pada tanah lonsor pengangkutan tanah dalam volume besar terjadi sekaligus.
Erosi Yang Diperbolehkan
Menurut Sarief (1985) bahwa tidak mungkin atau sangat sulit untuk mencegah atau menghilangkan erosi sampai pada tingkat tidak terjadi erosi sama sekali atau nol pada tanah-tanah yang diusahakan.  Akan tetapi usaha konservasi dilakukan tidak untuk menghentikan erosi, tetapi mengendalikan laju erosi ke suatu nilai tertentu yang menguntungkan yaitu nilai erosi yang diperbolehkan (Arsyad, 1989)/
Menurut Thorne et al. (1980) dikutip oleh Rahim, (2000), sedikitnya ada empat faktor utama yang mempengaruhi laju erosi yang dapat ditoleransi tanpa kehilangan produktivitas tanah secara permanen. Keempat faktor tersebut adalah kedalaman tanah, tipe bahan induk, produktivitas relatif dari topsoil dan subsoil, dan jumlah erosi terdahulu.
Penetapan besarnya erosi yang diperbolehkan semata-mata merupakan suatu kompromi dari pertimbangan sifat-sifat tanah dan ekonomi dengan berpatokan pada besarnya erosi yang terjadi dan besarnya erosi yang diperbolehkan/dibiarkan dengan proses pengolahan tertentu, maka ditetapkan alternatif-alternatif perbaikan pengolahan tanah agar erosi yang terjadi dapat diteruskan sampai batas yang masih dapat diperbolehkan (Hakim et al, 1986)

erosi lembar
alur
parit






Gerak Massa Batuan

GERAK MASA BATUAN
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRl7grP6uJQ6qf44grhc6KYaCozYgonWmTStnv9fMFV2fpMJfuGX9u0r3z7faLADoZlAnZ38z4X9lEYEaNKwzD_T2X9_U45B5G_PbRzxYYSx1B_H8gNwu7QyY8hgd8m8peSD8sV-vpmzpx/s320/landslide_classifications_USGS.JPG
Secara garis besar Gerak Masa Batuan (Mass Movement) dapat diartikan sebagai perpindahan material batuan di permukaan bumi akibat gaya grafitasi yang dimiliki bumi. Perpindahan ini dapat terjadi dalam waktu yang singkat maupun waktu yang lama. Satu ciri yang dapat digunakan sebagai acuan bahwa bentuklahan yang ada akibat adanya pergerakan masa batuan adalah tidak adanya sortasi/pemilahan material. Seluruh material baik kasar maupun halus akan tercampur aduk menjadi satu. Perpindahan Masa Batuan ini sendii dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, antara lain :

a. Tipe Creep (Rayapan)
Rayapan merupakan gerak masa batuan yang sangat lambat, sehingga proses rayapannya hampir tak dapat diamati. Perpindahan Masa Batuan bertipe Creep ini hanya bisa diketahui dengan gejala-gejala seperti menjadi miringnya tiang listrik atau dengan melihat ketidakteraturan permukaan tanah. Jika dilihat dari kecepatannya maka tipe Creep ini memiliki kecepatan antara 1 mm hingga 10 m pertahun.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYsVRF5oIhmuVfmLbbk6h7D5hIKky95oKkmXzpcc7Np3Z_DdSoaf_ALGRzHzJkw4o8zDkreKBfpvsrwFOfqR2734d3bbX2zDx-2vM0s4hACMaghAU2cPda0n5zGtcD2tlBc3JbYlluTEbN/s320/images.jpg
b. Tipe Luncuran (Slides)
Tipe Luncuran ini lebih sering dikenal orang awam dengan bencana tanah lonsor. Gerakan masa batuan seperi inilah yang sering menimbulkan korban jiwa. Secara umum luncuran batuan dapat diartikan sebagai pepindahan material permukaan bumi menuruni lereng dengan cepat. Berdasar bidang luncurannya maka tipe pepindahan masa batuan ini dapat dibedakan menjadi transisional dan rotasional. Untuk luncuran yang memiliki bidang luncur lurus disebut dengan transitional slide, sedangkan luncuran yang memiliki bidang luncur melengkung disebut sebagai rotational slide contoh: Slump.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfPZyQ95yvcPlhfdnuGsCWG_4TyAXUscoibsV3xlygboEe5ae6kyKMZV6-Ak3FKjvO__v5xc_XYyb_aNoAiilMYdrBu7u7LPPtERrDrKat4AA_hF8Y4NPzPOvqWMa_V_vVTyxJSweNYsrk/s320/ueol_02_img0071.jpgc. Tipe Aliran
Gerak Masa Batuan tipe aliran ini dicirikan dengan adanya bidang geser (shear plan). Tipe aliran ini dapat dibedakan dengan rayapan dari batas yang tegar dan material yang terpindahkan. Menurut Vames (1978) alirm masa batuan dapat dibedakan menjadi aliran kering, suliflaction, aliran tanah, aliran debris, dan debris avelanche. Dari kesemua tipe tersebut tipe suliflaction adalah gerak masa batuan tipe aliran yang paling lambat bergerak. Hal ini terjadi karena lapisan tanah memiliki kejenuhan yang tinggi terhadap air. Tipe suliflaction dapat berlangsung pada medan dengan kemiringan hanya 1° dan dapat pula terjadi pada lingkungan periglasial.

d. Tipe Heave
Gerak masa batuan bertipe Heave ini terjadi karena adanya proses kembang kerut tanah. Tanah yang banyak mengandung lempung smectile biasa mengalami kembang kerut. Ketika tanah ini mengembang maka volume akan bertambah kearah tegak lurus bidang lereng. Oleh sebab itu akan terjadi desakan kearah lereng bawah. Tipe heave sendiri masih dapt dibagi menjadi rayapan tanah dan rayapan talus. Tipe heave ini dikendalikan oleh kuanitas kandungan tanah terhadp lempung jenis smectile atau illit dan relief mikro akibat adanya proses kembang kempis.

e. Tipe Jatuhan
Gerak masa batuan bertipe jatuhan ini dicirikan oleh pegerakan melalui udara. Pada umumnya fragmen batuanlah yang seolah terbang. Didalm kenyataannya sangat sulit menemui tip pergerakn masa batuan seperti ini. Suatupengecualian pada tebing sungai yang runtuh dan sering diistilahkan dengan bank calving.

f. Tipe Runtuhan (Subsidence)
Satu ciri utama dri pergerakan masa batuan ini adalah tak kuatnya lagi penopang batuan yang ada. Ketika penopang sudah tak kuat atau bahkan sudah hilang maka masa batuan diatasnya akan jatuh secara cepat yang disebut dengan runtuh.

Dari kesemua jenis gerak massa dapat diketahui tingkat resiko terhadap jenis material yang dipengaruhi... pada gambar dibawah...
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9t8pEHqrNl5LVGTmHrfaAsO7PuZ0Vnq2d89T9GMsI4wBX3CPBied2W_uHYUTvwj6crqaZ3R_IA3mgUFyBEtwrrjkfwsL55-Rvjm8-FofECwSU9y7LJO5A4LntSUZWNzNmWx1zvm1aZn2n/s320/factors.jpg

 gambar Residual    




Tektonisme

Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal. Pada umumnya bentuk hasil tenaga tektonisme berupa lipatan dan patahan. Yang dimaksud dengan gerak tektonik ialah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi. Gerak ini dibedakan lagi antara gerak epirogenetik dan gerak orogenetik :
a. Gerak epirogenetik adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lam, dan meliputi daerah yang luas. Ada dua macam gerak epirogenetik
1) Epirogenetik positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut naik. Hal ini kelihatan jelas di pantai.
Contoh : - Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dari pulau-pulau barat daya sampai ke pulau Banda)
- Turunnya muara sungai Hudson di Amerika yang dapat dilihat sampai kedalaman kurang lebih 1700 m.
- Turunnya lmbah sungai Kongo sampai 2000 m di bawah permkaan laut.
2) Epirogenetik Negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut turun.
Contoh : - Naiknya pulau Timor dan pulau Buton.
- Naiknya dataran tinggi Colorado di Amerika
- Naiknya pulau Simeulue bagian utara saat gempa di Aceh, desember 2004
b. Gerak orogenetik adalah gerakan yang lebih cepat daripada gerak epirogenetik. Gerak ini disebut gerakan pembentuk pegunungan. Gerakan ini menyebabkan tekanan horizontal atau vertikal di kulit bumi, yang menyebabkan peristiwa diskolasi atau berpindah-pindahnya letak lapisan kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan.
1) Lipatan (Kerutan)
Description: http://ifticute.site90.com/web_images/lipatan.jpg               Description: http://ifticute.site90.com/web_images/lipatan_nyata.jpg
Gerakan tekanan horizontal menyebabkan lapisan kulit bumi yang elastis berkerut, melipat, dan menyebabkan relief-relief muka bumi berbentuk pegunungan.
Contoh : Pegunungan-pegunungan tua seperti pegunungan Ural dan Allegani. Lipatan ini terjadi pada zaman primer. Pegunungan Muda, seperti rangkaian Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik yang terjadi pada zaman tersier.
Rangkaian Pegunungan Mediterania dimulai dari Pegunungan Atlas, Alpen, Balkan, Asia Muka, Himalaya, Hindia Belakang, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Sedangkan Sirkum Pasifik memanjang dari pantai pasifik, Amerika, jepang, Filipina, Papua (irian Jaya), Australia, sampai Selandia Baru.
Lipatan dibagi atas :Lipatan tegak, Lipatan condong, dan Lipatan rebah. Punggung-punggung lipatan disebut Antiklinal dan lembah lipatan disebut Sinklinal.
2) Patahan (Retakan)
Description: http://ifticute.site90.com/web_images/patahan.gif       Description: http://ifticute.site90.com/web_images/horstgraben.png

Gerakan tekanan horizontal dan vertikal menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi retak atau patah.
Misalnya : tanah turun/slenk, tanah naik/horst, dan fleksur.



Bentuklahan asal proses struktural ini terbentuk karena adanya tenaga endogen yang mendorong lempeng samudra menunjam lempeng benua.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDB1m7nX5wQTTlFERQ94sRwlphnIy8qumI1NWVVt6yNkERzah29jlfXQt1Smt0YxIgroh85a3zN9U2G_GefCseQdGfrOvQSBrAnQMadiVh8dvkOEQfWToQ5pq0zjF82H_y8lJ0oKGqxjiE/s320/subduksi1.JPG
Zona Subduksi, dimana lempeng benua menunjam lempeng samudra.

contoh bentuklahan struktural diantaranya :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLt_lrGwJbgMaoe3Cxb3Np9YDSQlV99Trlp6k0Pj1O4cYwL2rOXtjrOn1QfyNUmmKigbzcinHv027kYFhMu4CTu7xIGtshtoXh_RMv-lCciCdkdJq7csjVDqwncO0VxzMuZngWPjmiaTUp/s320/fault+2.bmp1. Patahan
Sesar mendatar
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidKyE9AIxVlYruG9RCc3gmeYZQ4Lw8X1ZDVu4exXmui9zaRWacpRNJjN2g3FSc_6ZyLAMxp7NHw4XveBezXAZpwblmdA-AuylmBM4yq5Wv4gJn2XLHS4XZTRLUcAyEPLF0AoF5Qplz-YWx/s320/patahan+normal.JPG
patahan normal
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6LRhRfJhqxrrhkfSwODqeo6OHlW77FsUmR0pdP1ri0g6-R9573eIc8uf59ef0LaW44LklsdNQOZ3in2XEDYiUQXBgkicKRI1rx5sdXXAHVwmr8wY45b1DPmvn7VDcE_2qtV2p3zZMIyU7/s320/patahan+tangga.JPG

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirSK8g5G5IB7osJpN_KvZYRrWabNN1owekU6VPPvGgAOfoLeBspsm-o6t4V22wfS8W_hYEMbPhwHrmJsMIz2xRN-Q2kdKqWll9P1p0jWE2bXmud3jY4hUn2pR2RQJL7XMJJQ2EkR99feY-/s320/patahan+membalik.JPG
Patahan membalik
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuUD1g8unE819lufbBhq3U7T20BW7-z3HbPNSXFGvoGj7Z695tsIAawaEOJPIOVO3BmS8T7WIKqYYsnxqVxzCalSRm8lv2SIkcix4y1xxSdl5ruk7_HDMyvbU0eLxQLKPrv56Uz_qFIL2T/s400/graben.JPG










Graben

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgboEOVhPmV0_s2I309XR4jh-iZbF9O1QEtjrXchGdBlzRVuXbOHj9tsRbNBlu_Wm0mMXomkhgqDKZSqvYBiiEPPnG0KG3O98bdfjEMKdvugosQqtbYwCALcck16elu0ngHpTWqzPYhvIMz/s320/horst.JPG






Horst


Description: http://3.bp.blogspot.com/_TzWGRBDS9Hs/TE6-84O3bOI/AAAAAAAAAFg/9Ue6wXTe7cg/s320/GrandCanyon.jpgGrand Canyon adalah sebuah jurang tebing-terjal, diukir oleh Sungai Colorado, di utara Arizona. Jurang ini merupakan satu dari Tujuh Keajaiban Dunia dan sebagian besar berada di Taman Nasional Grand Canyon; salah satu taman nasional pertama di Amerika Serikat. Presiden Theodore Roosevelt merupakan salah satu pendukung utama wilayah Grand Canyon, mengunjunginya dalam beberapa kesempatan untuk berburu singa gunung dan menikmati pemandangan alam yang luar biasa.

Jurang ini, diciptakan oleh Sungai Colorado memotong sebuah selat selama jutaan tahun, panjangnya kira-kira 446 km, dengan lebar mulai dari 6 sampai 29 km dan dengan kedalaman lebih dari 1.600 m. Hampir dari 2000 juta tahun sejarah Bumi telah terpotong oleh Sungai Colorado dan anak sungainya lapis demi lapis sedimen ketika Dataran Tinggi Colorado mulai terangkat.

Grand Canyon pertama kali dilihat oleh orang Eropa pada 1540, García López de Cárdenas dari Spanyol. Ekspedisi saintifik pertama ke canyon ini dipimpin oleh Mayor AS John Wesley Powell pada akhir 1870-an. Powell menunjuk ke batuan sedimen yang terbuka di jurang sebagai "daun dalam buku cerita agung". Namun, jauh sebelum masa itu, wilayah ini telah ditinggali oleh Penduduk Asli Amerika yang membangun tempat tinggal di tembok jurang ini.














gambar2 diatas beberapa g jelas nih ane kasih yang agak baik... semoga membantu....
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR8cnnHjYA-rtYN8zZaXG6NwLtdj9-1bPq4vE10fKMRak98K2Ma9vTVuAkEEtojvNxPeeHV1OScarI8-0-TYnqOghouo7ngcqWZ3p1xPJbgmhV9Cam_BeIDQ8XqCQDQTRX5Ufi3GYnc6G-/s400/Mass+Wasting.bmp

3 komentar: